Biozatix News – Informasi Popular Sains Teknologi dan Kesehatan
Apa itu Hepcidin? Hepcidin adalah hormon peptida yang dibuat di hati, yang berfungsi sebagai regulator utama homeostasis sistemik besi (systemic iron homeostasis) . Hepcidin mengontrol konsentrasi besi dalam plasma dan distribusi zat besi dalam jaringan dengan menghambat penyerapan zat besi pada usus, daur ulang besi oleh makrofag, dan mobilisasi zat besi dari cadangan besi dalam hati. Hepcidin bekerja dengan cara menghambat pengeluaran zat besi seluler melalui mengikat dan menginduksi degradasi ferroportin, yang merupakan satu-satunya mekanisme eksportir zat besi seluler. Sintesis dari hepcidin akan meningkat secara homeostatically dengan meningkatnya zat besi dan menurun pada saat anemia dan hipoksia.
konsentrasi Hepcidin juga meningkat selama infeksi dan peradangan, menyebabkan penurunan kadar besi serum dan memberikan kontribusi untuk kemungkinan anemia pada saat peradangan, kemungkin sebagai mekanisme pertahanan diri dengan cara membatasi ketersediaan besi untuk mengalahkan mikroorganisme.
Di sisi lain, defisiensi hepcidin tampaknya menjadi penyebab utama dari sebagian besar bentuk hemochromatosis, baik karena mutasi pada gen hepcidin sendiri atau karena mutasi pada regulator sintesis hepcidin.
ELISA Hepcidin adalah test yang mengunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay dalam mengukur konsentrasi kandungan Hepcidin dalam darah. Dengan mengetahui konsentrasi hepcidin maka dapat dikethaui dengan pasti bagaimana regulasi homestasis zat besi pada kasus-kasus anemia atau hipoksia.
Test elisa yang lain: estradiol, progesteron, FSH, insulin
Disclaimer: Biozatix Indonesia adalah distributor yang menyediakan alat- alat laboratorium, alat kesehatan, serta reagensia ELISA kits, immunohistochemistry (IHC), antibody, reagensia deteksi immunohistochemistry, secondary antibody untuk ELISA dan immunohistochemistry, research grade chemical, western blot, HPLC colomn, alat patologi, HPV genotyping, Florescent in Situ Hybridization (FISH), alat core biopsy.
Pingback: 10 Tips Melakukan Uji ELISA Yang Berkualitas