Genetika dan Kanker, Apa hubungannya?
Biozatix-News : Informasi Populer Sains Teknologi dan Kesehatan
Mayoritas penderita kanker tidak memiliki sejarah keluarga. hanya sekitar 10 dari 100 pasien yang telah mewarisi gen yang sudah termutasi. Dengan demikian seseorang yang terlahir dengan mewarisi gen yang telah termutasi, resiko individu tersebut menderita kanker lebih tinggi daripada individu yang tidak mewarisi mutasi genetik sejak lahir. Contohnya, seorang wanita yang mewarisi gen yang bermasalah seperti mutasi gen BRCA (utk kanker payudara), MLH1/MSH2 (utk kanker kolorektal), dan CHEK2 (double kanker payudara dan kolorektal), maka resiko dia mendapatkan kanker ketika dia mencapai umur 70 tahun bisa naik sekitar 40-80%. maka memang betul genetik tidak akan bisa menvonis tapi tapi dia bisa menghitung kemungkinan.
Darimana informasi 10% pasien kanker adalah pewaris mutasi genetik?
Prevalensi kasus kanker yang diduga memiliki garis keturunan yaitu sekitar 10%. Dari 100 pasien kanker, sekitar 10 diantaranya memiliki sejarah kanker di keluarganya. Ketika diagnosa kanker telah ditegakkan, seperti kanker payudara dan kanker kolorektal, maka dokter akan juga memperhatikan faktor umur. Apabila umur pasien dibawah 40 tahun, maka dokter akan mewaspadai dan bertanya lebih lanjut apakah di keluarga pasien ada anggota keluarga yang juga menderita kanker. Gabungan informasi antara umur dan sejarah keluarga biasanya menjadi indikasi untuk pemeriksaan genetik dari darah. Apabila mutasi genetik ditemukan di darah pasien, maka ada kemungkinan bahwa mutasi genetik tersebut akan atau sudah diwariskan ke anak keturunannya.
Perlu diperjelas bahwa ini bukan untuk semua kanker. Kanker yang berhubungan dengan infeksi virus seperti HBV (kanker hati), HPV (kanker leher rahim), EBV (kanker nasofaring) hampir bisa dipastikan lebih bersifat sporadik (artinya sang penderita tidak ada sejarah kanker di keluarganya). Jadi studi tentang kasus kanker keturunan lebih berasal dari hasil studi pada kanker payudara dan kolorektal.
Jenis kanker yang merupakan faktor risiko keturunan antara lain, kanker non-Hodgkin lymphoma sebanyak 1,6%, kanker kandung kemih sebanyak 2,8%, kanker kulit sebanyak 3,5%, kanker kulit melanoma sebanyak 4,6%, kanker paru-paru sebanyak 5%, kanker kolon sebanyak 6,4%, kanker payudara sebanyak 8,8%, dan kanker prostat sebanyak 30,1%.
Para peneliti juga menemukan bahwa antara 35-81% dari kanker pada orang tua terjadi ketika mereka berusia lebih dari 69 tahun. Jenis kankernya antara lain kanker non-Hodgkin lymphoma sebanyak 54%, kanker kandung kemih sebanyak 62%, kanker kulit sebanyak 81%, kanker kulit melanoma sebanyak 35%, kanker paru-paru sebanyak 59%, kanker kolon sebanyak 59%, kanker payudara sebanyak 41%, dan kanker prostat sebanyak 75%.
Menurut para peneliti, belum ada faktor non-genetik yang dapat meningkatkan resiko kanker pada anak ketika orang tua diagnosis terkena kanker. Oleh karenanya resiko kanker besar kemungkinannya ditentukan oleh faktor genetik.
Mayoritas penderita kanker (sekitar 90%) tidak memiliki kasus kanker di keluarganya. Namun miskonsepsi di masyarakat lalu menganggap bahwa genetik tidak berperan di mayoritas pasien. ini kekeliruan yang perlu diluruskan. Ketika sel normal tertransformasi menjadi keganasan, di situ pasti terjadi perubahan genetik. perubahan ini bisa bersifat permanen (seperti mutasi gen), atau dinamis (seperti metilasi gen). jadi ketika disebutkan ada faktor selain genetik seperti gaya hidup, polusi, asupan makanan, dan faktor resiko lain, factor-faktor itu semua sebenarnya berujung kepada perubahan atau mutasi genetik.
Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok akan menyebabkan mutasi pada gen. Ketika gaya hidup ini dikombinasi dengan minum alkohol/khamr, maka akan memicu proliferasi sel yg telah mengalami mutasi. apabila kombinasi mutasi terjadi secara pas maka akan memicu gejala keganasan.
Perlu dimengerti bahwa kanker bukan cuma masalah meningkatkan proliferasi. tetapi ia juga harus memiliki sederet kemampuan untuk bisa bertahan hidup di tubuh manusia. yaitu kemampuan untuk membuat pembuluh darah baru, bertahan dari lingkungan yang rendah oksigen, bertahan dari kematian (apoptosis), dan kemampuan untuk berpindah (metastasis). semua kemampuan itu dicapai dengan merusak tatanan gen.