Immunohistochemistry (IHC) vs In Situ Hybridization (ISH)
Saat ini banyak berkembang kasus kanker di masyrakat, dan sampel yang didapat tidak jarang berupa jaringan. Ketika morfologi dan pewarnaan histo rutin tidak dapat memberikan diagnostik yang jelas dan diperlukan konfirmasi lebih lanjut untuk hasil diagnostik, maka ahli patologi akan melakukan teknik pewarnaan yang lebih advance yaitu Immunohistochemistry (IHC) dan in situ hibridisasi (ISH). IHC mendeteksi adanya protein penanda penting dalam sampel jaringan sementara ISH mendeteksi sasaran RNA atau urutan DNA baik menggunakan label fluoresence (FISH) atau menggunakan label Chromogenic (CISH).
IHC
- Hampir sama dengan metode pewarnaan rutin jaringan
- Diperlukan light mikroskop
- Penyimpanan slide di RT
- Biaya reagen yang dibutuhkan relative lebih rendah
- Hasil diintepretasi berdasarkan intensitas warna dan jumlah
- Hasil tergantung pada: efektivitas hasil fiksasi dan antigen retrieval
- Tidak ada internal control
FISH
- Metode sederhana
- Mendeteksi melalui multi-warna
- Diperlukan fluorescence mikroskop
- Penyimpanan slide di tempat gelap dan di freezer (dipastikan tidak terjadi es/embun)
- Biaya Reagen yang dibutuhkan relative lebih mahal
- Interpretasi melalui hasil yang “countable”
- Dipengaruhi efektivitas hasil fiksasi dan hasil antigen retrieval
- Memiliki internal kontrol
CISH
- Metode seperti IHC
- Mendeteksi melalui multi-warna, tetapi lebih mudah dan cepat
- Diperlukan light mikroskop
- Penyimpanan slide di RT
- Biaya Reagen yang dibutuhkan relative lebih mahal dari IHC
- Interpretasi melalui hasil yang “countable”
- Dipengaruhi efektivitas hasil fiksasi dan hasil antigen retrieval
- Memiliki internal kontrol
Immunohistochemistry (IHC) vs In Situ Hybridization (ISH)