Testosteron: Hubungan Testosteron dan Penyakit Jantung
Biozatix-News : Informasi Populer Sains Teknologi dan Kesehatan
Menurut studi yang didanai oleh the British Heart Foundation (BHF) dan the Biotechnology and Biological Sciences Research Council (BBSRC), Testosteron mungkin dapat menjelaskan mengapa pria memiliki risiko lebih besar terkena serangan jantung dibandingkan wanita pada usia yang sama. Penemuan yang telah diterbitkan pada the journal Scientific Reports itu dapat menuntun pada terapi-terapi baru untuk membantu mengurangi serangan jantung. 180 ribu orang datang ke rumah sakit tiap tahunnya di Inggris dikarenakan serangan jantung, yang berarti sekitar satu orang per 3 menit.
Para ilmuwan di Universitas Edinburgh menemukan bahwa hormon testosteron memicu sel-sel dari pembuluh darah untuk menghasilkan kandungan senyawa seperti tulang, suatu proses yang disebut Kalsifikasi(penumpukan kalsium) ketika meneliti efek hormon itu pada jaringan pembuluh darah tikus. Para ilmuwan kemudian memodifikasi sel-sel tikus dengan menghapus reseptor testosteron agar tidak lagi dapat menanggapi hormon itu dan berhasil mengurangi kandungan kalsium akibat proses kalsifikasi. Tim juga melihat pembuluh darah dan jaringan katup dari orang-orang yang memiliki dan telah menjalani operasi penyakit jantung.
Mereka menemukan bahwa sel-sel dari jaringan ini mengandung deposit kalsium dan juga memiliki reseptor testosteron pada permukaannya. Hal ini menunjukkan bahwa testosteron juga dapat memicu kalsifikasi pada manusia. Kalsifikasi menyebabkan pengerasan dan penebalan pembuluh-pembuluh darah yang membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah keseluruh tubuh, penyebab kenaikan serangan jantung dan stroke. Kalsifikasi juga merupakan penyebab dari katup jantung tidak dapat membuka dan menutup secara normal, sehingga perlu untuk diganti.
Tim peneliti berharap untuk lebih mempelajari mekanisme yang ada dibalik proses yang memicu kalsifikasi, untuk mengetahui lebih banyak dan mencari cara perawatannya. Meskipun terjadi secara alami, pada perawatan yang dikenal sebagai ‘terapi penggantian androgen, testosteron juga digunakan untuk menangkal rendahnya tingkat produksi testosteron alami. Zat testosteron sintetis juga kadang-kadang disalah gunakan oleh atlet untuk meningkatkan kinerja atletik mereka.
Kalsifikasi sangat sulit untuk diobati, dimana proses biologis di balik penyakit ini serupa dengan yang digunakan oleh tubuh kita untuk membuat dan memperbaiki tulang. Dengan menemukan link antara testosteron dan kalsifikasi ini, kita mungkin telah menemukan cara baru untuk mengobati penyakit ini dan juga mengurangi penyakit jantung. Professor Jeremy Pearson, Direktur Medis Asosiasi di Yayasan Jantung Inggris (BHF), yang ikut membantu mendanai penelitian ini, mengatakan peran hormon seks pria dalam pengendalian kalsifikasi vaskular memang kurang dipahami. Studi pada sel-sel yang diambil dari jaringan tikus dan manusia ini, memberikan bukti baru bahwa testosteron dapat meningkatkan kalsifikasi. Tetapi diperlukan penelitian lebih signifikan untuk memahami apakah hasilnya memiliki implikasi pada pasien-pasien penyakit jantung atau mereka yang memakai terapi penggantian androgen.”