Hasil Studi : Sperma dapat dibuat dari Sel Kulit Manusia
Biozatix-News : Informasi Populer Sains Teknologi dan Kesehatan
Sebuah hasil penelitian dari Carlos Simon dari Valencia Infertility Institute di Spanyol menyebutkan bahwa sperma dapat dibuat dari sel kulit manusia. Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya 6 persen perempuan menikah di Amerika Serikat tidak mampu untuk hamil. Hal ini terjadi akibat mereka kekurangan gamet (telur atau sperma). Sehingga diperlukan upaya lain untuk dapat membuat gamet pada orang yang tidak memilikinya. Para ilmuwan terinspirasi oleh karya Shinya Yamanaka dan John Gordon, yang memenangkan hadiah Nobel pada tahun 2012 untuk penemuan inovatif mereka. Shinya Yamanaka dan John Gordon mengungkapkan bahwa sel-sel dewasa dapat diprogram untuk menjadi sel-sel pluripotent, yaitu sel-sel yang dapat berubah menjadi jenis lain dari sebuah jaringan.
Dalam penelitiannya Simon dan rekan-rekannya menambahkan ‘cocktail gen’ ke dalam sel kulit, yang kemudian membutuhkan waktu satu bulan untuk berubah menjadi sel germinal. Sel-sel germinal ini akhirnya dapat dikembangkan menjadi sperma atau telur, menciptakan pilihan lain bagi pasangan yang mengandalkan sumbangan sperma dan telur untuk pembuahan. Namun pada titik tersebut sperma yang dihasilkan dari sel germinal belum memiliki kemampuan untuk membuahi, karena diperlukan fase mutasi lebih lanjut untuk membuat gamet. Hal ini dimungkinkan akibat sel-sel tersebut masuk ke dalam siklus sel meiosis yang menghasilkan pembentukan sel-sel haploid yang tidak dapat lebih dipertahankan di vitro. Hal ini berarti bahwa sel-sel yang memasuki siklus yang dibutuhkan untuk memproduksi sel telur dan sperma untuk reproduksi (meiosis), di mana pembelahan sel mengurangi jumlah kromosom pada sel induk menjadi setengah dan menghasilkan empat sel gamet yang haploid. Sel yang mempunyai setengah jumlah kromosom biasa dan bersifat haploid tidak bisa terus tumbuh dan mereplikasi diri di laboratorium.
Penelitian ini merupakan kemajuan dari pekerjaan sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti Cina, di mana sel telur tikus yang dibuahi dengan sel sperma tabung. Sehingga jika para ilmuwan memberi kita pilihan untuk hamil menggunakan sperma dan sel telur buatan. Apakah anak-anak dikandung dengan cara ini memiliki kelemahan biologis atau mungkin beberapa masalah kesehatan yang tidak terduga? Sehingga untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan penelitian lebih lanjut.