Biozatix News – Informasi Popular Sains Teknologi dan Kedokteran
Penelitian terbaru dari Institut Karolinska di Swedia menemukan bahwa tes skrining human papilloma virus (HPV) dapat dilakukan dengan jarak waktu yang lebih lama dibandingkan dengan tes bebasis sitologi. Dipublikasikan dalam jurnal ilmiah British Medical Journal (BMJ).
Program skrining serviks sampai saat ini masih mengandalkan metode sitologi untuk mengidentifikasi wanita yang beresiko terkena kanker serviks. Namun, telah lama diketahui bahwa skrining dengan tes berbasis DNA human papillomavirus (HPV) memiliki sensitivitas yang lebih tinggi untuk cervical intraepithelial neoplasia (CIN). CIN adalah lesi pada serviks yang dapat berkembang menjadi kanker serviks jika tidak diobati. Sampai saat ini, belum jelas apakah jika hasil skrining berbasis HPV menunjukkan adanya over-diagnosis, lesi tidak akan berkembang menjadi kanker? Juga, belum jelas apakah jika diterapkan, interval skrining dapat diperpanjang bila menggunakan skrining berbasis HPV.
Penelitian yang ada saat ini merupakan tindak lanjut dari uji coba nasional Swedescreen jangka panjang. Uji coba dimulai pada tahun 1997 dengan objek terdaftar lebih dari 12.000 wanita usia 32-38 dari seluruh Swedia. Para wanita tersebut secara acak diuji dengan kedua tes (HPV dan sitologi) maupun hanya tes sitologi. Tiga belas tahun setelah penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa terjadi peningkatan rata-rata deteksi untuk lesi pra-kanker pada skrining berbasis HPV. Para peneliti juga meneliti durasi efek perlindungan dari dua metode skrining tersebut dengan membandingkan kejadian lesi pra-kanker pada wanita yang memiliki hasil tes negatif dalam skrining pertama.
Hasilnya menunjukkan bahwa perlindungan dengan skrining berbasis HPV bertahan selama lima tahun, sedangkan untuk skrining berbasis sitologi adalah tiga tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa interval skrining dengan tes berbasis HPV adalah 5 tahun, bukan interval 3-tahun berjalan.
Disclaimer: Biozatix Indonesia adalah distributor yang menyediakan alat-alat laboratorium, alat kesehatan, serta reagensia elisa kits, immunohistochemistry (IHC), antibody, research grade chemical, western blot, HPLC colomn, alat patologi, HPV genotyping.